Tiga bulan sudah Indonesia melawan penyebaran virus
covid – 19. Walaupun angka kenaikan pasien covid – 19 bertambah setiap harinya,
Pemerintah dan masyarakat terus berupaya menurunkan jumlah pasien yang
terjangkit virus covid -19 ini.
Tentu hadirnya Covid – 19 di bumi nusantara membawa
dampak tersendiri. Dampak negatifnya adalah Sekolah dilakukan secara daring/online, Beberapa masyarakat harus
bekerja dirumah masing – masing dan parahnya, banyak masyarakat yang harus
kehilangan pekerjaannya karena perusahaan mengalami kebangkrutan akibat berkurangnya
permintaan pasar. Setelah covid – 19 ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO,
kebijakan PSBB atau membatasi aktivitas kita diluar rumah seperti liburan harus
diterapkan guna mencegah penyebaran virus tersebut.
Walaupun dampak negatifnya cukup merugikan
masyarakat, kita patut bersyukur. Disisi lain, alam dapat beristirahat
sejenak dari kerumunan manusia. Langit, Hutan, Sungai dan Lautan menjadi lebih
bersih dari sebelumnya.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, bumi sedang
dalam kondisi tidak baik. Semua itu karena keegoisan manusia dalam memanfaatkan
alam. Mereka hanya mencari keuntungan sepihak dan merugikan ekosistem. Telah
banyak kejadian ekstrem yang harus kita hadapi sepanjang 10 tahun terakhir. Salah
satu yang selalu menjadi perhatian publik adalah keselamatan laut dari ancaman
sampah.
Kita paham bahwa sumber penghasilan utama bagi
negara maritim adalah potensi lautnya. Para nelayan mencari hewan laut untuk
dijual atau dikonsumsi. Namun hal tersebut seharusnya berbanding lurus dengan upaya
mereka dalam menjaga kelestarian laut. Apa yang kita saksikan bersama tentu berbeda
dengan ekspektasi, Masyarakat berbondong – bondong mendatangi lautan, mencari
sumber penghidupan, menikmati pemandangan dan desiran airnya tetapi lupa untuk
membuang sampah yang mereka konsumsi.
(Sumber : Canva) |
Miris? Pasti
Mereka seakan lupa bahwa pemandangan laut bersih
yang mereka abadikan telah tercemar oleh ulah tangan mereka sendiri. Hal inilah
yang menyebabkan banyaknya biota laut mata karena mengira sampah yang
mengambang itu adalah makanan.
Sebagai contoh kasus, Beberapa bulan yang lalu, Kita
semua dibuat menangis oleh seekor kura – kura yang memiliki paku di kedua
lubang hidungnya. Betapa berat penderitaan yang kura – kura itu rasakan setiap
harinya, sulit bernapas karena sampah tersebut. Saya juga pernah mengikuti
salah satu komunitas pembersih laut. Ketika kami menelusuri lautan di Sulawesi
Selatan, warna air laut keruh dan baunya sangat menyengat. Kalau yang hirup saja
tidak tahan, apalagi biota laut.
Kasus diatas adalah satu dari sekian permasalahan
yang kerap terjadi. Kita sebagai manusia patut menyadarkan manusia lainnya
untuk sama – sama menjaga kelestarian alam terutama lautan. Sampah bukanlah hal
yang bisa kita anggap remeh. Sampah jenis apapun membutuhkan waktu yang lama
agar bisa terurai. Jika kita membuang ratusan sampah tiap hari, bagaimana
kondisi laut kedepannya?
Kampanye perlu dilakukan untuk menuntaskan segala
keresahan kita akan lautan. Ada dua cara sederhana yang bisa kita manfaatkan
yaitu :
1. Media
Sosial
Bermain media sosial bukanlah sebuah fenomena baru.
Hampir semua lapisan masyarakat tahu cara menggunakan media sosial dengan baik.
Ini bisa menjadi sebuah pergerakan kecil dalam mengedukasi masyarakat. Bagaimana
caranya? Dengan membuat akun yang khusus membagikan aktivitas lautan baik
berupa keindahan maupun kejelekannya. Kita bisa memberikan sebuah narasi
singkat serta perbandingan bagaimana kondisi lautan dengan atau tanpa adanya sampah.
Walaupun tidak semuanya, cara ini mampu membuka sedikit pemikiran mereka
tentang bahayanya membiarkan sampah terapung dan mempengaruhi kehidupan biota
laut.
2. Membentuk Komunitas
Atau Gerakan Pembersihan Laut
Membuat gerakan pembersihan laut juga dapat menjadi
sarana untuk memperlihatkan kondisi lautan yang sebenarnya. Dengan mengajak
para generasi muda, ini bisa memberikan pengaruh besar sebab mereka sendiri
merasakan terjung langsung melihat bagaimana kotor dan bau laut yang tercemar.
Mereka juga bisa memberikan pemahaman yang runtut untuk keluarganya yang masih sering
lalai membuang sampah di lautan.
Seharusnya ada atau tidaknya penyebaran virus covid –
19 ini bukan menjadi alasan untuk bisa mengotori lautan. Manusia saja kesal
jika udaranya direbut oleh asap kendaraan dan industri. Biota laut pun
demikian. Mereka juga ingin merasakan air laut yang jernih untuk hidup. Hasilnya
pun bisa kita rasakan dengan bertambah banyaknya ikan yang bisa kita konsumsi.
Mari sama – sama kita jaga laut Indonesia. Tetaplah
dirumah untuk menghindari penyebaran virus serta menjaga laut dari sampah –
sampah tersebut. Meskipun tidak sepenuhnya hilang, namun setidaknya dapat
mengurangi volume sampah yang bertumpuk di lautan.
Benar banget kak. Manusia memang kadng lupa kalau keindahan yang mereka nikmati itu rusak akibat ulah mereka
BalasHapus