Langsung ke konten utama

Menebar Kebaikan Lewat Perspektif Mahasiswa Rantau



Suasana desa Ballocci (Dok. Pribadi)

 
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah kita telah memasuki bulan penuh berkah yaitu bulan suci Ramadhan. Di bulan penuh rahmat ini kita diberikan kesempatan untuk beribadah dengan jaminan pahala yang dilipatgandakan. Ibadah bukan melulu soal sholat dan puasa saja yah tetapi bersedekah dijalan Allah juga bisa menjadi ladang pahala kalian. Apalagi jika dilakukan dibulan suci ini, Masya Allah.

Saya ingin berbagi cerita bagaimana menebar kebaikan kepada orang – orang berdasarkan perspektif Mahasiswa rantau.

Pasti timbul pertanyaan besar. Mahasiswa Rantau? Apa bisanya? Uang bulanan dari orang tua emangnya bisa berbagi? Hidup sendiri saja belum tentu cukup.

Sedikit cerita, Saya punya sahabat yang berinisial “H”. kami sangat dekat sejak pertengahan perkuliahan. Saling membantu dan mengingatkan setiap hal kecil hingga hal besar yang kami lakukan. Pada awalnya, jangankan sedekah, ibadah shalat saja saya malas. Banyak faktor yang mempengaruhi yaitu saya berkuliah di kota dimana hingar bingar dunia sangatlah berkilau. Inginnya terus makan di tempat mewah, belanja pakaian mewah dll. Tak hanya itu, organisasi, nonton film dan tugas menumpuk juga mempengaruhi hal tersebut. Kadang harus pulang malam, begadang dan kelupaan selalu menjadi alasan.

Setelah saya kenal dengan si “H” ini, banyak perubahan yang mulai saya rasakan. Dia orangnya baik dan pintar. Oleh karenanya ia menerima beasiswa berprestasi. Namun apa yang membuat saya tercengang? Saya melihat ia bersungguh – sungguh dalam ibadahnya. Bahkan pernah saya melihat ia menangis akibat ingin melaksanakan shalat namun ditahan oleh teman karena kegiatan belum selesai. Perkataan yang selalu saya ingat dari dia sampai sekarang

“Saya rela kehilangan segalanya tapi urusan dengan Allah tidak bisa saya tinggalkan. Bahkan di keadaan genting ataupun terlambat. Allah lebih tau yang terbaik untuk saya”

Seketika itu juga saya kagum, kenapa saya tidak melakukan hal yang sama? kadang saya sengaja untuk tidak beribadah. Akhirnya saya mulai berbenah, saya mencoba untuk rajin beribadah dan mulai meninggalkan hal – hal buruk yang memberikan banyak mudhorat. Salah satu hal yang mulai saya lakukan termasuk bersedekah.

Gimana bersedekahnya? Tidak ada kesulitan yang tidak dimudahkan jika itu adalah kebaikan. Kita bisa memaksimalkan uang bulanan dengan melakukan pembagian. Saya belum melakukannya dalam waktu lama tetapi menurut saya ini efektif.

Dari 100% uang yang kita miliki, kalian bisa membaginya menjadi seperti berikut :

Gambaran pengeluaran (Sumber : Dok. Pribadi)

Untuk 50% nya kalian gunakan untuk Biaya Makan kalian. Karena ini adalah kebutuhan, maka kita tidak boleh melewatkannya.

Untuk 20% nya untuk kebutuhan hidup seperti sabun, pasta gigi, detergen, obat nyamuk dll. Kebutuhan ini juga termasuk primer jadi harus disediakan juga dananya. 

Untuk 20 % lainnya untuk kebutuhan perkuliahan kalian. Setiap bulan biasanya harus membeli buku, kuota untuk internet dan juga peralatan kuliah lainnya.

Untuk 10% kalian sisipkan untuk diinfakkan. Bisa kalian sumbangkan ke panti atau membeli makanan kemudian membagikannya ke orang – orang yang butuh.

Saya juga biasa cek platform online yang khusus untuk mengumpulkan donasi/sumbangan sehingga nantinya disalurkan kepada yang membutuhkan seperti Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa merupakan lembaga sosial kemanusiaan kaum Dhuafa dengan dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf. Jadi kalian bisa memanfaatkan internet untuk berbagi kebaikan yah.

Selain itu, kita juga bisa ikut menjadi sukarelawan yang biasanya diadakan oleh lembaga - lembaga yang berfokus di daerah terpencil. Kalau mahasiswa biasanya juga melakukan galang dana tersendiri untuk mengumpulkan uang untuk membantu mereka yang membutuhkan bantuan.

Situasi galang dana (Sumber : Dok: Pribadi)
 
 
Ada banyak cara untuk berbagi. Tinggal bagaimana niat kita. Saya sendiri tidak pernah meniatkan untuk diri sendiri namun juga keluarga saya sebab bagaimanapun, mereka yang membantu menghidupi kita selama berkuliah.

Menurutku ini efektif, sebab tiap bulan kalian belajar hidup sederhana. Jika ada sisa uang kan bisa ditabung untuk bulan depannya bukan? Bagi kalian mahasiswa rantau yang memiliki pekerjaan tambahan juga bisa memanfaatkan penghasilan kalian untuk ditabung.

Kisah lainnya terjadi sekitar sebulan yang lalu, ketika saya dan si “H” tengah menuju masa akhir perkuliahan. Kebetulan saat itu saya mendapatkan kesempatan untuk mengajar di salah satu sekolah penerbangan dan teman saya tengah menunggu pencairan terakhir beasiswa prestasinya.

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, si “H” sangatlah baik di mata saya. Mungkin ia bukanlah dari kalangan atas tetapi apa yang ia miliki selalu dibagi kepada orang lain. Sama seperti saya, ia memiliki cara tersendirinya untuk mengatur uang apalagi ia adalah seorang penerima beasiswa.

Saat masa akhir perkuliahan ini kami ingin melakukan hal yang sama. walaupun kebutuhan skripsi juga tidak sedikit, namun tidak menghalangi niat kan. Satu bulan mengajar di sekolah penerbangan, saya diberikan upah yang cukup untuk kebutuhan saya bulan itu. Saya menyumbangkannya sebagian ke panti asuhan. Walaupun tak sebarapa tetapi InsyaAllah berkah untuk mereka. tak terkecuali teman saya ini. jika saya menyumbangkannya ke panti asuhan, ia berbagi kepada orang – orang disekitar tempat tinggalnya entah itu pemulung, pengemis dll. Ia ingin menggunakan sebagian uang beasiswanya untuk bersedekah.

Akhirnya ia meminta bantuan saya untuk membeli makanan dan minuman kemudian kami berjalan kaki disekitaran tempat tinggal kami untuk mencari orang yang membutuhkan. Dan alhamdulillah kami berhasil membaggikan makanan tersebut.

Ternyata, berbagi kepada sesama itu lebih indah daripada menikmati sendiri. Saya banyak belajar dari si “H” ini. ia sering mengingatkan bahwa lihat segalanya positif maka hal – hal baik akan selalu menghujani kita.

Semoga kita terus diberikan kesehatan dan kemampuan untuk bisa terus merasakan kebaikan berbagi kepada siapapun. Jika tidak mampu berbagi rejeki, senyum dan tawa pun dapat mengurangi sedikit kesedihan orang disekitar kita. Kita perlu menghibur diri kita kemudian orang lain.

Sempatkanlah berinfak dijalan Allah sebab tidak ada kesia – siaan untukmu apabila kamu mengejar akhiratmu. Yang perlu kita garis bawahi adalah berapapun yang kita miliki, ada hak orang yang diberikan melalui kita. INGAT! Barang siapa yang bersungguh – sungguh, maka insya Allah syurga bisa menjadi tempat kita kekal nantinya. Amiin

Semoga informasi diatas memberikan manfaat kepada seluruh pembaca blog ini, Tidak ada yang abadi maka mari terus memantaskan diri agar kelak menuai hasil baik. Terima Kasih 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Angkutan Umum Palu - Bencana Menenggelamkanku

Kota palu, tempat perantuan yang telah kujelajahi kurang lebih 2 tahun lamanya. Kota ini sangatlah unik, bukan hanya bagiku namun bagi orang - orang yang telah dan baru menginjakkan kakinya disini. kota ini menduduki peringkat pertama sebagai kota terpanas di indonesia. Ibukota provinsi Sulawesi Tengah yang juga dijuluki sebagai kota 5 dimensi dimana lautan, pegunungan, sungai, lembah dan teluk berada dalam satu kawasan. Namun, ada yang tak biasa yang aku lihat sepanjang menyusuri jalan. Biasanya pada pagi dan sore hari, jalan akan dipenuhi oleh orang - orang yang tengah menunggu didepan halte. Mereka menunggu angkutan umum, naik dan turun silih berganti untuk menuju ke tempat tujuan. Tapi pemandangan tersebut sangat minim disini.  Transportasi umum dikota ini seakan hilang ditelan bumi. Yang terlihat hanyalah mobil dan motor berlalu lalang setiap harinya. Kemana perginya mereka? Apa yang sebenarnya terjadi? Sejak terjadinya bencana gempa, tsunami dan likuifaksi pada tahun 2018 silam,

Mau Jadi Pribadi Hebat? Inilah Tips Meniti Karir Yang Sukses Di Masa Depan

sumber gambar (loker.id) Setiap Manusia yang dilahirkan ke bumi ini pasti memiliki keinginan untuk sukses. Kesuksesan yang tidak hanya berupa materi saja namun juga dapat berupa non materi. Adapun untuk menjadi pribadi yang berhasil tidaklah segampang mengucapkannya. seperti kata pepatah bahwa sukses itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Maksud dari pepatah tersebut ialah bahwa untuk menjadi orang yang hebat dan berhasil perlu adanya usaha yang keras untuk bisa mewujudkannya.    Thomas Alfa edison harus mengulang percobaannya hingga 9.998 kali sampai akhirnya sukses menciptakan lampu pijar yang menyala dengan sangat terang di percobaan ke-9.999. Bayangkan saja berapa lama waktu yang ia habiskan untuk melakukan penelitian tersebut namun Edison tidak pernah menyerah dan terus berusaha dan yakin bahwa ia akan berhasil melakukan percobaannya dan berhasil. Beda halnya dengan zaman seperti sekarang dimana bisa kita lihat bagaimana semua orang ingin menjadi sukses dengan

Memperoleh Kebaikan Tak Terhingga Dengan Berbagi

  Berbagi kepada sesama merupakan salah satu cara mendulang pahala dari Sang Pencipta. Berbagi adalah ketika kita mampu menebar kebaikan dan manfaat kepada siapa saja yang membutuhkannya. Tidak peduli apakah kita tinggal di rumah mewah dengan deretan kendaraan mahal atau hanya sekedar meneduh di rumah sederhana yang saling berhimpitan satu dengan lainnya. Yang terpenting, seberapa ikhlas kita dalam menyisihkan waktu, tenaga dan rezeki yang ada untuk mereka. Ini kisahku, seorang gadis biasa yang telah berhasil menyelesaikan studi di kota dan kembali ke kampung halaman. Niat awal ingin mencari pekerjaan tetap di kota namun karena pandemi covid-19 mengharuskanku menepi sejenak karena lapangan pekerjaan yang semakin minim akibat banyaknya perusahaan atau usaha yang bangkrut. Alhasil, berbekal ilmu yang tidak seberapa ini, aku memutuskan untuk membuka les privat ke beberapa rumah yang ada di sekitar tempat tinggalku. Penghasilannya tak seberapa bahkan bisa dibilang kurang. Namun aku s