Langsung ke konten utama

Bangga sebagai Generasi Milenial, Membawa Perubahan Positif Sebagai Narablog Di Era Digital


Berkumpul bersama komunitas baca

 
 
Hidup adalah sebuah pilihan, memilih untuk fokus atau meninggalkannya.

 
Di era digital ini, setiap manusia perlu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk bisa bersaing dengan manusia lainnya. Generasi milenial adalah penerus bangsa di masa yang akan datang dan saat itu pula dunia akan semakin berkembang pesat sehingga perlu adanya kegiatan – kegiatan positif yang menunjang karir. Saat ini, Content Creator dan Freelance menjadi kegiatan yang paling banyak diminati oleh generasi milenial. Karena keuntungan yang menjanjikan, kadang ada yang menjadikan Content creator dan Freelance sebagai pekerjaan yang menajdi sumber penghasilan mereka. Hal ini pula yang membuat saya yakin untuk fokus menekuni dunia Blog sebagai bagian dari Content Creator. Sebagai generasi muda, Sejak dulu saya memiliki pemikiran untuk bisa melakukan sesuatu yang berbeda di lingkungan sekitar saya. Memilih untuk fokus pada dunia blogging ini memang memberikan kesan yang berbeda sebab masih sangat jarang masyarakat di daerah saya melakukannya tetapi ternyata hal ini tidaklah semudah yang orang – orang fikirkan. Ada banyak hal yang membuat perbedaan pendapat terjadi dengan orang sekitar saya hanya untuk bisa menekuni bidang kepenulisan terkhusus dunia blog ini. 

 
Singkat cerita, Pada pertengahan tahun 2017 dimana tepat pada hari ulang tahun saya terjadi hal yang tak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya. Saat itu saya sedang duduk sendiri didalam kamar, tiba – tiba saja saya menangis tersedu – sedu. Kebingungan mulai muncul didalam hati saya kala melihat beberapa teman saya sukses di peminatan mereka masing – masing sedangkan saya hanya kuliah, bermain bersama teman dan langsung pulang kerumah atau istilahnya kupu – kupu (Kuliah – pulang). Saya sangat ingin melakukan sesuatu yang berguna untuk bisa membanggakan dan membahagiakan orang tua saya. Saat itu saya membuka Handphone untuk sekedar mengecek pesan dari teman saya. Entah kenapa ketika membuka salah satu sosial media dan melihat ada informasi mengenai lomba kepenulisan, saya merasa tergetar untuk mengikuti lomba tersebut. Saya mulai berfikir untuk mulai menulis dari berbagai lomba yang diadakan oleh beberapa pihak. Walaupun sejak kecil saya senang menulis dan salah satu alasan saya masuk di perkuliahan sastra juga adalah karena saya gemar menulis namun kesadaran akan menulis baru terfikirkan saat hari dimana saya menangis. 

 
Sejak saat itu, mulailah saya menulis untuk beberapa cerita pendek dan puisi yang dilombakan maupun tidak. Saya mulai gemar membaca buku dengan berbagai genre agar bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik. Tetapi ada hal yang janggal di hati saya karena ketidakpuasan. Saya ingin mencoba menulis suatu hal baru dari sebelumnya. Saat saya melihat informasi lomba yang ada di sosial media, kebanyakan lomba tersebut diharuskan memiliki blog untuk memposting hasil tulisan berupa artikel. Awalnya saya kurang tertarik karena harus menulis di dalam blog, tetapi karena ingin mencoba hal baru maka saya membuat blog dengan domain gratis dan mulai mengisinya dengan artikel yang saya ikutkan lomba. 
 

Tampilan blog saya :)

 
Sudah banyak lomba yang saya ikuti dan belum berkesempatan menang tetapi saya tetap terus belajar agar menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

 
Kesekian kalinya mengikuti lomba dan mendapatkan apresiasi dari beberapa penyelenggara lomba karena karya saya terpilih sebagai artikel favorit. Walaupun hadiahnya tidaklah mewah namun saya merasa senang karena tulisan saya bisa diapresiasi seperti ini. sejak saat itu saya terus fokus untuk menekuni dunia blogging. Saya mulai belajar dan mencari tahu lebih banyak lagi informasi mengenai dunia blogging dan cara – cara menuliskan artikel yang baik. Selama setahun fokus menulis artikel untuk blog, tepat di hari ulang tahun saya, masuk pesan notifikasi dari salah satu pihak lomba yang saya ikuti bahwa saya terpilih menjadi delegasi Writingthon Sulawesi barat sebagai Duta Asian games 2018 di Jakarta. Bagaimana tidak, lomba blog ini diadakan sebagai bentuk dukungan diberbagai daerah dalam perhelatan Ajang olahraga Tingkat Asia yaitu Asian games dimana indonesia terpilih menjadi Tuan rumah. Adapun kegiatan ini dibagi menjadi dua kategori, Blogger dan Pelajar/mahasiswa. Dan saya terpilih menjadi pemenang dari kategori blogger. Ketika menerima notifikasi tentang konfirmasi kehadiran, rasa tak menyangka dan tak percaya masih terus merasuki pikiranku. 
 
Dari sekian penulis – penulis profesional yang mendaftarkan karyanya dan saya yang notebene hanya penulis pemula yang masih duduk di bangku smsester 5 salah satu universitas di Makassar terpilih menjadi salah satu pemenang adalah suatu kemustahilan yang menjadi kenyataan. Lebih tak menyangka lagi ketika saya membaca hadiah yang diberikan oleh pihak penyelenggara tentang karantina di jakarta selama 5 hari dan semuanya Fully funded. Saya sangat senang mendengar kabar ini, saya bisa bertemu dengan para Blogger – Blogger terkenal dan mendapatkan banyak ilmu serta pengalaman dari mereka. Setelah bertemu dan berbincang – bincang mengenai betapa berpengaruhnya seorang penulis blog untuk masyarakat berkat artikel – artikel yang bersifat informatif dan positif untuk dibaca oleh mereka apalagi di era milenial ini masyarakat cenderung menggunakan perangkat elektronik lebih sering dibandingkan media cetak. Intinya tak ada yang sia – sia di muka bumi ini sebab semua butuh proses. bukan berarti menjadi seorang penulis dapat hilang keberadaannya di masyarakat. Seperti kata Pramoedya Anantatoer “Menulislah, Menulis bekerja untuk keabadian”. Kata itu adalah motivasi saya untuk terus belajar agar kelak dapat menjadi penulis terkenal seperti beliau.

Salah satu moment Asian games di Jakarta

Moment ulang tahun tersebut tidak akan saya lupakan dan justru menjadi motivasi saya untuk terus mendalami dunia blog karena setelah mengikuti kegiatan tersebut, saya bangga bisa menjadi salah satu Narablog yang ada di Indonesia. 

 
Saya jadi semakin bangga menjadi seorang Blogger Sebab saya adalah manusia yang peka. Peka terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat lainnya. Bagaimana membuat sebuah tulisan yang bersifat informatif dan memotivasi mereka sehingga walaupun menggunakan media sosialpun mereka tahu harus bagaimana menggunakannya untuk hal – hal yang positif dan berguna bagi masyarakat yang melihatnya. Apalagi di daerah saya yang orang – orang hanya menggunakan fasilitas teknologi untuk berbagi hal – hal negatif dan merugikan untuk orang – orang disekitar. Nah dengan menulis blog dan membagikannya ke seluruh sosial media yang saya miliki, bisa membantu menyadarkan mereka bahwa di era milenial ini, ada banyak hal yang bisa kita lakukan tetapi harus dengan niat dan usaha yang baik. Siapa yang tau jika perkembangan teknologi akan semakin canggih kedepannya sehingga jika tidak memiliki potensi yang menunjang maka apa yang bisa kalian lakukan?.

 
Dengan bertumpu pada tekad saya untuk terus berbagi hal positif dan membawa perubahan bagi sekitar  serta penghargaan yang saya dapatkan berkat menjadi seorang Blogger, saya memiliki keinginan di tahun 2019 ini untuk terus berkarya dan berprestasi sebagai penulis blog dan membuktikan ke teman – teman saya bahwa hal ini bukanlah “buang – buang waktu” seperti kata mereka melainkan sesuatu yang berharga untuk dilakukan.

 
Tak ada salahnya kan menjadi manusia bijak dalam memilih jalan hidup kita untuk masa depan. Jangan takut untuk memulai sebab ketakutan hanya akan membuat tetap berada ditempat. Apakah kita akan tetap berbuat sama atau berubah menjadi lebih baik.

Komentar

  1. betapa bangganya yah kak bs terpilih writingthon hehhee smg tetap menginspirasi kak :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Angkutan Umum Palu - Bencana Menenggelamkanku

Kota palu, tempat perantuan yang telah kujelajahi kurang lebih 2 tahun lamanya. Kota ini sangatlah unik, bukan hanya bagiku namun bagi orang - orang yang telah dan baru menginjakkan kakinya disini. kota ini menduduki peringkat pertama sebagai kota terpanas di indonesia. Ibukota provinsi Sulawesi Tengah yang juga dijuluki sebagai kota 5 dimensi dimana lautan, pegunungan, sungai, lembah dan teluk berada dalam satu kawasan. Namun, ada yang tak biasa yang aku lihat sepanjang menyusuri jalan. Biasanya pada pagi dan sore hari, jalan akan dipenuhi oleh orang - orang yang tengah menunggu didepan halte. Mereka menunggu angkutan umum, naik dan turun silih berganti untuk menuju ke tempat tujuan. Tapi pemandangan tersebut sangat minim disini.  Transportasi umum dikota ini seakan hilang ditelan bumi. Yang terlihat hanyalah mobil dan motor berlalu lalang setiap harinya. Kemana perginya mereka? Apa yang sebenarnya terjadi? Sejak terjadinya bencana gempa, tsunami dan likuifaksi pada tahun 2018 silam,

Mau Jadi Pribadi Hebat? Inilah Tips Meniti Karir Yang Sukses Di Masa Depan

sumber gambar (loker.id) Setiap Manusia yang dilahirkan ke bumi ini pasti memiliki keinginan untuk sukses. Kesuksesan yang tidak hanya berupa materi saja namun juga dapat berupa non materi. Adapun untuk menjadi pribadi yang berhasil tidaklah segampang mengucapkannya. seperti kata pepatah bahwa sukses itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Maksud dari pepatah tersebut ialah bahwa untuk menjadi orang yang hebat dan berhasil perlu adanya usaha yang keras untuk bisa mewujudkannya.    Thomas Alfa edison harus mengulang percobaannya hingga 9.998 kali sampai akhirnya sukses menciptakan lampu pijar yang menyala dengan sangat terang di percobaan ke-9.999. Bayangkan saja berapa lama waktu yang ia habiskan untuk melakukan penelitian tersebut namun Edison tidak pernah menyerah dan terus berusaha dan yakin bahwa ia akan berhasil melakukan percobaannya dan berhasil. Beda halnya dengan zaman seperti sekarang dimana bisa kita lihat bagaimana semua orang ingin menjadi sukses dengan

Memperoleh Kebaikan Tak Terhingga Dengan Berbagi

  Berbagi kepada sesama merupakan salah satu cara mendulang pahala dari Sang Pencipta. Berbagi adalah ketika kita mampu menebar kebaikan dan manfaat kepada siapa saja yang membutuhkannya. Tidak peduli apakah kita tinggal di rumah mewah dengan deretan kendaraan mahal atau hanya sekedar meneduh di rumah sederhana yang saling berhimpitan satu dengan lainnya. Yang terpenting, seberapa ikhlas kita dalam menyisihkan waktu, tenaga dan rezeki yang ada untuk mereka. Ini kisahku, seorang gadis biasa yang telah berhasil menyelesaikan studi di kota dan kembali ke kampung halaman. Niat awal ingin mencari pekerjaan tetap di kota namun karena pandemi covid-19 mengharuskanku menepi sejenak karena lapangan pekerjaan yang semakin minim akibat banyaknya perusahaan atau usaha yang bangkrut. Alhasil, berbekal ilmu yang tidak seberapa ini, aku memutuskan untuk membuka les privat ke beberapa rumah yang ada di sekitar tempat tinggalku. Penghasilannya tak seberapa bahkan bisa dibilang kurang. Namun aku s